Kamis, 03 Juni 2010

Edane


Edane adalah potret sebuah grup yang memiliki kematangan bermusik: dalam penggarapan album maupun ketika pentas di atas panggung. Pusat pesona grup terutama terletak pada Zahedi Riza Sjahranie alias Eet Sjahranie. Permainan Gitar Eet amat atraktif, memukau, dan edan. Beng Beng, gitaris Pas bilang, jika kita ingin menyebut siapa sebenarnya gitaris rock Indonesia, Eet itulah orangnya. Edane semula dikenal sebagai singkatan dari Eet dan Ecky Lamoh. Terbentuk tahun 1991, Edane terdiri atas Eet (gitar), Ecky (vokal), Iwan Xaverius (bas), dan Fajar Satritama (drums).

Setelah ikut mewarnai musik Edane dalam album pertama The Beast (1992), Ecky cabut. Edane tak berganti nama. Hari Batara atau lebih dikenal sebagai Ucok, masuk. Tapi kemudian giliran Ucok yang cabut. Posisinya diambil alih oleh Trison, mantan vokalis Roxx. Trison dipilih lewat seleksi ketat yang dilakukan selama dua tahap.

Namun pada pertengahan tahun 2003 lagi-lagi terjadi pergantian vokalis, pada tangal 9 juli 2003 tepatnya Trison mengundurkan diri dari edane, banyak cerita simpang siur terhadap pengunduran Trison dari edane tapi yang pasti setelah Trison mengundurkan diri akhirnya edane mendapatkan ganti vokalis baru ex. razzle band yaitu Robby yang biasa membawakan lagu-lagu guns n roses. Hadirnya penyanyi dengan karakter seperti itu bisa di tebak edane akan kembali mengusung musik beraliran hard rock atau yang sejenisnya mereka kelihatannya kembali ingin menonjolkan kemampuan individual masing-masing personilnya di album yang akan datang. Menurut Eet Sjahranie, gitaris Edane, pergantian vokalis ini terjadi karena di antara personel mulai disadari adanya ketidakseimbangan dalam hal memenuhi tuntutan musik Edane. “Sebenarnya itu sudah disadari sejak pembuatan album Borneo. Kita sudah memikirkan untuk membuat musik yang lebih luas dari sebelumnya. Konsekuensi dari itu, kita tentunya membutuhkan personel yang bisa memenuhi kapasitas itu,” ungkap Eet.

Kendati demikian, lanjut Eet, hubungan antara personel Edane dengan Ucok tetap baik. Karena Ucok sendiri yang berinisiatif untuk mengundurkan diri. “Malah Ucok juga setuju dengan audisi untuk vokalis baru.”

Telah empat album mereka keluarkan The Beast, Jabrik, Borneo dan 9299 (1999). Album 9299 (Aquarius) merupakan kompilasi lagu baru dan lagu lama. Tiga lagu baru adalah Untuk Dunia yang menjadi lagu jago, Dengarkan Aku, dan Rock On. Lagu lama yang masuk antara lain Jabrik, Ikuti dan Borneo yang kaya unsur etnik Dayak. “Lagu-lagu tersebut kami anggap bisa mewakili Edane,” ucap Eet.

Proses penciptaan musik Edane, tutur Eet dan Fajar, lebih banyak bertolak dari rif-rif yang dimainkan di studio. “Rif-rif itu kemudian berkembang menjadi komposisi dan akhirnya lagu,” kata Fajar. Ini sebabnya penggarapan album Edane selalu lama. Untuk satu album mereka bisa menghabiskan lebih dari seratus shift, jumlah yang cukup banyak (bisa untuk membuat tiga album) bagi grup lain. Namun, menurut Rudra, sound engineer album Edane, dengan proses semacam itulah musik Edane sangat kaya akan warna dan detail.

Edane memainkan hard rock. Tapi Eet lebih suka menyebutnya rock saja. Eet juga kerap diidentikkan dengan Eddie Van Halen, gitaris yang mempengaruhinya. Dari sini muncul plesetan Edane sebenarnya adalah singkatan dari Eet dan Eddie Van Halen. Pengidentikan itu, kata Eet, “membuat saya tersanjung dan kesal. Tersanjung karena Van Halen adalah nama besar. Kesal karena saya ingin menjadi diri saya sendiri, bukan orang lain.”

Sejak dirintis tahun 1991, manajemen Edane sudah berpindah dari tangan ke tangan. Pertama ditangani Ali Akbar, kemudian pindah ke Jimmy Doto, lalu ke Aci, dan pernah ditangani sendiri. Kini manajemen Edane dipegang Danny Wijanarko, manajer GIGI. “Bagaimanapun saya tetap berkonsentrasi di GIGI, tapi bukan berarti menomorduakan Edane,” ujar Danny.

EdanE adalah potret sebuah grup yang memiliki kematangan bermusik dalam penggarapan album maupun ketika pentas di atas panggung. Pusat pesona grup terutama terletak pada Zahedi Riza Sjahranie alias Eet Sjahranie. Permainan gitar Eet amat atraktif, memukau, dan edan. Beng Beng, gitaris Pas bilang, jika kita ingin menyebut siapa sebenarnya gitaris rock Indonesia, Eet itulah orangnya. EdanE semula dikenal sebagai singkatan dari Ecky Lamoh dan Eet Sjahranie . Terbentuk tahun 1991, Edane terdiri atas Eet (gitar), Ecky (vokal), Iwan Xaverius (bas), dan Fajar Satritama (drums).


Setelah ikut mewarnai musik EdanE dalam album pertama The Beast (1992), Ecky cabut. EdanE tak berganti nama. Hari Batara atau lebih dikenal sebagai Ucok, masuk. Tapi kemudian giliran Ucok yang cabut. Posisinya diambil alih oleh Trison, mantan vokalis Roxx. Trison dipilih lewat seleksi ketat yang dilakukan selama dua tahap.

Namun pada pertengahan tahun 2003 lagi-lagi terjadi pergantian vokalis, pada tangal 9 juli 2003 tepatnya Trison mengundurkan diri dari EdanE, banyak cerita simpang siur terhadap pengunduran Trison tapi yang pasti setelah Trison mengundurkan diri akhirnya EdanE mendapatkan ganti vokalis baru ex Razzle Band yaitu Robby yang biasa membawakan lagu-lagu Guns n Roses. Hadirnya penyanyi dengan karakter seperti itu bisa di tebak EdanE akan kembali mengusung musik beraliran hard rock atau yang sejenisnya mereka kelihatannya kembali ingin menonjolkan kemampuan individual masing-masing personilnya di album yang akan datang. Menurut Eet, pergantian vokalis ini terjadi karena di antara personel mulai disadari adanya ketidakseimbangan dalam hal memenuhi tuntutan musik EdanE. “Sebenarnya itu sudah disadari sejak pembuatan album Borneo. Kita sudah memikirkan untuk membuat musik yang lebih luas dari sebelumnya. Konsekuensi dari itu, kita tentunya membutuhkan personel yang bisa memenuhi kapasitas itu,” ungkap Eet.

Kendati demikian, lanjut Eet, hubungan antara personel EdanE dengan Ucok tetap baik. Karena Ucok sendiri yang berinisiatif untuk mengundurkan diri. “Malah Ucok juga setuju dengan audisi untuk vokalis baru.”

Telah enam album mereka keluarkan The Beast (1992), Jabrik (1994), Borneo (1996), 9299 (1999), 170 Volts (2002), dan Time To Rock (2005). Album 9299 (Aquarius) merupakan kompilasi lagu baru dan lagu lama. Tiga lagu baru adalah Untuk Dunia yang menjadi lagu jago, Dengarkan Aku, dan Rock On. Lagu lama yang masuk antara lain Jabrik, Ikuti dan Borneo yang kaya unsur etnik Dayak. “Lagu-lagu tersebut kami anggap bisa mewakili EdanE,” ucap Eet.

Proses penciptaan musik EdanE, tutur Eet dan Fajar, lebih banyak bertolak dari rif-rif yang dimainkan di studio. “Rif-rif itu kemudian berkembang menjadi komposisi dan akhirnya lagu,” kata Fajar. Ini sebabnya penggarapan album EdanE selalu lama. Untuk satu album mereka bisa menghabiskan lebih dari seratus shift, jumlah yang cukup banyak (bisa untuk membuat tiga album) bagi grup lain. Namun, menurut Rudra, sound engineer album EdanE, dengan proses semacam itulah musik EdanE sangat kaya akan warna dan detail.

EdanE memainkan musik hard rock. Tapi Eet lebih suka menyebutnya rock saja. Eet juga kerap diidentikkan dengan Eddie Van Halen, gitaris yang mempengaruhinya. Dari sini muncul plesetan EdanE sebenarnya adalah singkatan dari Eet dan Eddie Van Halen. Pengidentikan itu, kata Eet, “membuat saya tersanjung dan kesal. Tersanjung karena Van Halen adalah nama besar. Kesal karena saya ingin menjadi diri saya sendiri, bukan orang lain.”

Sejak dirintis tahun 1991, manajemen EdanE sudah berpindah dari tangan ke tangan. Pertama ditangani Ali Akbar, kemudian pindah ke Jimmy Doto, lalu ke Aci, dan pernah ditangani sendiri. Kini manajemen Edane dipegang oleh Heri ‘UCOK’ Batara dengan Rock On Management nya hingga sekarang
Personil EdanE

Personil Edane berganti-ganti dalam berbagai kurun waktu. Berikut adalah konfigurasi grup yang pernah terjadi:

EdanE I :
Eet Sjahranie : gitar
Ecky Lamoh : vokal
Iwan Xaverius : bas
Fajar Satritama : drum

EdanE II :
Eet Sjahranie : gitar
Heri Batara : vokal
Iwan Xaverius : bas
Fajar Satritama : drum

EdanE III :
Eet Sjahranie : gitar
Trison Manurung:vokal
Iwan Xaverius : bas
Fajar Satritama : drum

EdanE IV :
Eet Sjahranie : gitar
Robby Matulandi :vokal
Iwan Xaverius : bas
Fajar Satritama : drum

Iwan dan Robby akhirnya mengundurkan diri.

Diskografi Edane

1.The Beast, produser AIRO Records & EdanE ( 1992 )

2.Jabrik, produser EdanE ( 1994 )

3.Borneo, produser EdanE ( 1996 )

4.9299 (album kompilasi), produser ( 1999 )

5.170 Volts, produser Jan Djuhana (2002)

6.Time to Rock, produser Jan Djuhana (2005)

About Eet Sjahranie

Eet Sjahranie selalu dihubungkan dengan kepiawaiannya memetik dawai
gitar. Setelah Ian Antono, Eet disebut-sebut sebagai jawara gitar di
tanah air. Imej itu memang layak disandangnya. Terlebih-lebih ia kini
menjadi salah satu gitaris grup rock Indonesia yang cukup disegani, God
Bless–dan pentolan kelompok musik rock terdepan, EDANE. Dilahirkan di
Bandung, 3 Februari 1962 dengan nama Zahedi Riza Sjahranie, anak
ketujuh dari kedepan bersaudara ini mulai menyenangi musik saat
menginjak usia 5 atau 6 tahun. Maklum kakak-kakanya sering memutar
lagu-lagu barat, seperti Deep Purple, Jimi Hendrix, Led Zeppelin, The
Beatles, hingga BeeGees.

Kendati diakuinya hal itu sedikit banyak mempengaruhi kepekaan
rasanya dalam bermusik, bukan gara-gara itu yang menggugah hatinya
belajar gitar. “Justru yang membuat saya mendalami musik karena melihat
Koes Plus. Asyik banget melihat aksi panggung Yoek atau Yon Koeswoyo,”
ujar Eet mengenang. Awalnya ia belajar gitar dengan seorang anak yang
jadi yang juru parkir di depan sekolahnya di Kalimantan Timur, tempat
keluarganya bermukim saat itu. Sehabis pulang sekolah, ia selalu
mengajak sohib-sohibnya belajar gitar bersama. Sejak itu “secara
alamiah saya belajar sendiri,” tuturnya. Mulai dari lagu daerah,
folksong, dangdut sampai lagu-lagu pop yang sedang populer saat itu ia
coba untuk mencari akord-akordnya.

Di masa kecil, sesekali Eet sering diajak ayahnya, Sjahranie yang
pernah jadi Gubernur Samarinda 1967-1977, ke Jakarta, sekalian
mengunjungi kakaknya yang sedang studi di Ibukota. Sang kakak kebetulan
mahir bermain gitar klasik. Kesempatan itu tidak disia-siakan Eet untuk
mencuri ilmunya. “Lumayan ia mengajarkan satu lagu klasik,” katanya
Sekembalinya, Eet menunjukan kebolehannya di hadapan teman-temannya.
Merasa mendapat perhatian lebih dari kawan-kawannya, Eet kian percaya
diri untuk lebih mendalami teknik permainan gitar. Lagu-lagu yang
rhythm dan petikan melodinya enggak gampang, ia jelajahi. Keinginannya
pun semakin menggebu ketika orangtuanya membelikan gitar elektrik.
Berbeda yang ia alami saat memetik gitar akustik, dengan gitar elektrik
ia mulai tahu sound-sound aneh. Refrensi musiknya sedikit demi sedikit
mulai bertambah. “Orientasi saya tidak lagi dengar lagu-lagu Indonesia,
tapi lagu-lagu barat. Kayaknya lebih asyik,” tutur Eet.

Pada 1978, keluarga Sjahranie boyong ke Jakarta. Ia melanjutkan
sekolah di Perguruan Cikini. Tahu Eet jago main gitar, teman-teman
sekolahnya yang suka ngeband mengajaknya ikut Festival Band SLTA
se-Jakarta. Tak disangka, Eet mendapat gelar gitaris terbaik, sedang
Cikini’s Band menduduki peringkat kedua. Selain itu, Eet ikut membantu
pengisi musik untuk operet sekolahnya. Di situ ia bertemu Iwan Madjid,
yang lalu mengenalkannya dengan Fariz RM dan Darwin. Temu punya temu,
mereka sepakat membentuk grup band. Namanya WOW. “Tapi belum terealisir
saya sudah kadung pergi ke Amerika,” ujar Eet. (WOW sendiri sempat
mengeluarkan album, minus Eet). Di negeri Paman Sam, Eet mengambil
workshop recording sound engineering di Chillicote, Ohio selama tiga
bulan. Selama di sana, ia banyak bertemu musisi Indonesia, yang juga
sedang studi musik, antara lain, kawan lamanya Fariz RM dan Iwan
Madjid, serta Ekie Soekarno. Pertemanan mereka berlanjut sampai di
tanah air. Dalam beberapa kesempatan, Eet kerap diajak rekaman. Saat
Fariz RM menggagas proyek album Barcelona, Eet mengisi sound gitarnya.
Atau waktu Ekie Soekarno membuat album Kharisma I dan Kharisma II. Saat
menggarap album Ekie, Eet bertemu Jockey Suryaproyogo, yang lalu
mengajaknya masuk God Bless, menggantikan posisi Ian Antono. Tak hanya
sebagai player, Eet juga ditawari produser rekaman untuk menggarap
beberapa proyek album solo rock. Dari beberapa nama yang diajukan, Eet
memilih Ecky Lamoh. Alasannya, ia sudah tertarik dengan warna vokal
Ecky sejak sama-sama mengisi album Kharisma-nya Eki Soerkarno. Tapi,
Eet ingin format solo album dirubah menjadi duo. Titelnya “E dan E”,
singkatan dari Ecky Lamoh dan Eet Sjahranie. Namun, ditengah jalan,
kedua musisi ini malah membentuk grup band. Fajar S. (drum) dan Iwan
Xaverius (bas) yang sejak awal ikut merancang konsep album mereka,
diajak bergabung. Jadilah namanya berubah menjadi EDANE.

Bersama Edane, Eet mencurahkan kemampuannya dalam bermain gitar.
Impiannya menjadikan grup rock, yang paling tidak secara musical sama
kualitasnya dengan grup-grup rock dari luar, berusaha ia wujudkan.
Hasilnya, semua orang mengakui Eet terbilang berhasil mempresentasikan
musik rock yang bermutu. Sayatan-sayatan gitar yang bertehnik serta
eksperimen distorsi sound-nya yang njelimet, banyak membuat orang
berdecak. Maka, tidak terlalu berlebihan jika ia dijuluki salah satu
kampiun gitar rock di Indonesia.

Kamis, 27 Mei 2010

Sejarah Kapitalisme


Kapitalisme Kapitalisme tidak memiliki suatu definisi universal yang bisa diterima secara luas, namun secara umum merujuk pada satu atau beberapa hal berikut: sebuah sistem yang mulai terinstitusi di Eropa pada masa abad ke-16 hingga abad ke-19 - yaitu di masa perkembangan perbankan komersial Eropa, di mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal seperti tanah dan tenaga manusia, pada sebuah pasar bebas di mana harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran, demi menghasilkan keuntungan di mana statusnya dilindungi oleh negara melalui hak pemilikan serta tunduk kepada hukum negara atau kepada pihak yang sudah terikat kontrak yang telah disusun secara jelas kewajibannya baik eksplisit maupun implisit serta tidak semata-mata tergantung pada kewajiban dan perlindungan yang diberikan oleh kepenguasaan feodal. teori yang saling bersaing yang berkembang pada abad ke-19 dalam konteks Revolusi Industri, dan abad ke-20 dalam konteks Perang Dingin, yang berkeinginan untuk membenarkan kepemilikan modal, untuk menjelaskan pengoperasian pasar semacam itu, dan untuk membimbing penggunaan atau penghapusan peraturan pemerintah mengenai hak milik dan pasaran.

Biodata slank


• BIM-BIM

Bimo Setiawan Almachzumi (lahir di Jakarta, 25 Desember 1966; umur 41 tahun; kerap disapa dengan panggilan Bim-Bim) adalah pemusik serta pendiri dari grup musik Indonesia, Slank. Di grup Slank, Bim-bim memainkan instrumen drum.
Bersama Boy (gitar), Kiki (gitar), Abi (bass), Uti (vokal) dan Well Welly (vokal), Bimbim mengekspresikan kecintaannya terhadap karya-karya Rolling Stones. Pada Desember 1983 mereka mendirikan Cikini Stones Complex (CSC), grup musik yang terdiri dari anak-anak SMA Perguruan Cikini, Jakarta, yang merupakan cikal bakal Slank.
Dalam perjalanannya, mereka mengalami perombakan personil hingga akhirnya terbentuk formasi ke-14 pada 1996 yang bertahan sampai sekarang. Formasi terakhir, yang dimulai dari album ketujuh Slank, terdiri dari Bimbim (drum), Kaka (vokal), Ivanka (bass), Ridho (gitar) dan Abdee (gitar).


Nama lengkap:Bimo Setiawan Almachzumi
Nama panggilan:Bimbim
Tempat tanggal lahir:Jakarta, 25 December
Agama:Islam
Tinggi/Berat badan:173 cm / 52 kgs
Hobi:Soccer
Influnce:Van Hallen, Rolling Stones, Queen
Instrumen:Drums / Percussions / Guitar



• KA-KA

Akhadi Wira Satriaji atau kerap di sapa Kaka (lahir di Jakarta, 10 Maret 1974; umur 34 tahun) adalah sepupu Bim-bim, pendiri Slank. Di Slank, Kaka mengisi sektor suara.
Bungsu dari empat bersaudara ini mulai mengenal musik sejak SMP. Namun dirinya bergabung dengan Slank baru saat duduk di kelas 1 SMA pada tahun 1989. Ia menempati posisi vokal menggantikan posisi Erwan yang keluar dari Slank. Dunia artis yang penuh kehidupan glamour dan foya-foya sulit untuk dihindari, Kaka pun turut terjebak dalam dunia hitam narkoba. Awal mula mengkonsumsi pil neraka ini adalah mencoba-coba, tetapi kemudian jadi ketagihan. Akhirnya sejak tahun 2000, dengan dibantu terapi obat- obatan Cina, Kaka menjauhkan diri dan tidak menyentuh barang haram itu lagi.
Kaka menikah dengan Natasya pada hari Jumat tanggal 13 Desember 2002. Pernikahan ini merupakan pernikahan kedua Kaka. Dari pernikahan pertamanya, Kaka dikaruniai seorang anak Solielluna (lahir 1996) dan dari pernikahan keduanya, Chaska Satriaji (lahir 6 April 2004).

Nama lengkap:Akhadi Wira Satriaji
Nama panggilan:Kaka
Tempat tanggal lahir:Jakarta, 10 March
Agama:Islam
Tinggi/Berat badan:171 cm / 60 kgs
Hobi:Soccer
Influence:Bob Marley, David Coverdale
Instrumen:Guitars / Vocal Cord



• RIDHO
Mohammad Ridwan Hafiedz atau Ridho (lahir 3 September, 1973, Ambon, Indonesia) adalah gitaris, vokal pendukung, dan penulis lagu Indonesia. Ia adalah gitaris Slank dan vokal pendukung dengan gitaris lainnya, Abdee Negara. Dengan Slank, Ridho telah membuat 9 album studio dan 3 album live, dan satu album kompilasi yang dirilis Mei 2006.
Ridho lahir dan besar dalam keluarga Islam di Ambon. Dia bermain gitar sejak berusia 7 tahun. Karier profesionalnya mulai saat membentuk grup musik LFM di tahun 1991. Setelah menyelesaikan pendidikan formalnya, Ridho pergi ke Hollywood, Amerika Serikat untuk belajar musik di Musician Institute untuk mengasah bakatnya.
Pada tahun 1996, tiga dari lima anggota Slank mengundurkan diri. Alasan pengunduran diri mereka terkait masalah kecanduan narkoba yang dialami oleh sang drumer, Bim-Bim dan vokalis, Kaka. Meski demikian, Slank kemudian menambah 3 anggota baru (Abdee, Iva, dan Ridho), untuk ‘menghidupkan’ kembali Slank.

Nama lengkap:Mohammad Ridwan Hafiedz
Nama panggilan:Ridho
Tempat tanggal lahir:Ambon, 3 September
Agama:Islam
Tinggi/Berat badan:173 cm / 50 kgs
Hobi:Soccer
Influense:Blues Saraceno, Nick Nolan, Beatles, Jimmy Hendrix
Instrumen:Guitars



• ABDEE
Abdee Negara atau populer dengan Abdee Slank, lahir di Donggala, Sulawesi Tengah 28 Juni 1968. Ia adalah seorang gitaris, vokal pendukung, penulis lagu bagi grup musik Slank.
Sementara Slank sendiri adalah grup musik yang selalu eksis menelurkan album-albumnya sejak 1983. Grup ini semula merupakan grup musik yang terdiri dari anak-anak SMA Perguruan Cikini, Jakarta, yang terdiri Bimo Setiawan (drum), Boy (gitar), Kiki (gitar), Abi (bass), Uti (vokal) dan Well Welly (vokal).
Sayang grup ini tidak bisa bertahan dengan formasinya, sehingga berturut-turut terjadi perombakan personil sampai akhirnya terbentuk formasi yang ke-14 pada 1996 dan bertahan sampai sekarang.
Pada formasi terbentuk terdiri, Kaka masuk sebagai vokalis, dengan personel lain terdiri dari Bimbim (drum), Ivanka (bass), Ridho (gitar) dan Abdee (gitar).



Nama lengkap:Abdee negara
Nama panggilan:Abdee
Tempat tanggal lahir:Donggala, 28 June
Agama:Islam
Tinggi/Berat badan:170 cm / 50 kgs
Hobi:Motor Cross
Influense:Keith Richard, Jimmy Hendrix
Instrumen:Guitars




• IVAN
Ivan Kurniawan Arifin atau yang lebih akrab di panggil Ivan ini merupakan pencabik Bass Slank. Pria kelahiran Jakarta ini mulai bergabung di Slank sejak tahun 1997 menggantikan Bongk.
Bersama Slank Ivan telah menghasilkan 10 album dimulai dari album lagi sedih sampai album terakhir slank slow but sure.

Nama lengkap:Ivan Kurniawan Arifin
Nama panggilan:Ivanka
Tempat tanggal lahir:Jakarta, 9 Desember
Agama:Islam
Tinggi/Berat badan:170 cm / 55 kgs
Hobi:Musics
Influense:Rolling Stones, Beatles
Instrumen:Bass / Guitars

DISKOGRAFI SLANK:

1. 1990 - Suit-Suit....Hehehe (Gadis Sexy)
2. 1991 - Kampungan
3. 1993 - Piss
4. 1995 - Generasi Biru
5. 1996 - Minoritas
6. 1996 - Lagi Sedih
7. 1997 - Tujuh
8. 1998 - Mata Hati Reformasi
9. 1999 - 999+09
10. 2001 - Virus
11. 2003 - Satu Satu
12. 2005 - PLUR
13. 2006 - Slankissme
14. 2007 - Slow But Sure
15. 2008 - Slank - The Big Hip
16. 2008 - Anthem For The Broken Hearted

Album Kompilasi

1. 2003 - Bajakan!

Album Live

1. 1998 - Konser Piss 30 Kota
2. 2001 - Virus Roadshow
3. 2004 - Road to Peace

Album Soundtrack

1. 2007 - Original Soundtrack "Get Married"
2. 2009 - Original Soundtrack Generasi Biru


Penggemar

Slank adalah grup cinta damai dan pada kenyataanya Slank tidak saja berhasil merebut hati penggemar, tapi Slank juga telah berhasil membangkitkan semangat dan solidaritas dari sebuah generasi untuk punya sikap. Dan Slank memiliki kelompok penggemar yang fanatik dan kreatif, yang dikenal sebagai Slankers[2].

Slank Fan Club

Slank Fan Club (SFC) adalah club resmi yang dibentuk oleh manajemen Slank untuk menampung para penggemar fanatik Slank.

Slankers Club yang merupakan wadah para Slankers terbentuk ketika Slank melakukan Konser Piss 30 kota pada tahun 1998. Bunda Iffet, sebagai manager Slank melihat komunitas Slankers yang sudah ada harus di berdayakan. Oleh sebab itu ketika Slank konser di Malang, sekumpulan Slankers itu di pangil oleh Bunda untuk di beri pengarahan. Tercetuslah ide Bunda untuk memberikan wadah untuk Slankers yang sekarang diberi nama Slank Fans Club.[5].

Buletin Slank

Untuk menyampaikan informasi kepada para Slanker, Slank dan manajemennya memutuskan untuk membuat sebuah newsletter yang kemudian disebut dengan nama Buletin Slank. Buletin ini berisi jadual, kisah-kisah pendek perjalanan tur panggung slank dan sebagainya. Nama buletin sendiri dipakai sebagai simbol agar para slanker melingkari (buletin) jadwal kegiatan slank di kalender kegiatan mereka masing-masing.

Buletin Slank inilah yang kemudian berkembang menjadi Koran Slank.

Koran Slank

Koran Slank diterbitkan pertama kali pada 10 Maret 2002.